Senin, 08 November 2010

"ANALISIS LOKASI INDUSTRI"

Pada umumnya pengusaha yang bertaraf internasional akan memilih lokasi yang dapat menjangkau pasar seluas mungkin. Maka dari itu, untuk penetapan lokasi industri yang secara komprehensif, diperlukan berbagai ilmu pengetahuan dan disiplin. Pemilihan lokasi industri memiliki arti yang sangat penting sebab akan mempengaruhi perkembangan dan kontinuitas proses dan kegiatan industri. Dalam hal ini faktor yang mempengaruhi dan perlu diperhitungkan dalam menentukan pilihan lokasi industri antara lain ketersediaan bahan baku, upah buruh, jaminan keamanan, fasilitas penunjang, daya serap pasar lokal, dan aksebilitas dari tempat produksi ke wilayah pasar yang di tuju (terutama aksebilitas pemasaran ke luar negeri). Pada dasarnya lokasi industri yang paling ideal terletak pada suatu tempat yang dapat memberikan total biaya produksi yang rendah dan keuntungan yang maksimal. Maksudnya, lokasi tersebut memiliki unit cost dari proses produksi dan distribusi yang rendah, sedangkan untuk harga dan volume penjualan produk akan ampu untuk menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya bagi suatu perusahaan.

Masalah lokasi timbul karena unsur-unsur yang mempengaruhi faktor lokasi tersebut tidak selalu terdapat pada daerah yang sama dan sering terpencar. Oleh karena itu, berdasarkan orientasi faktor-faktor lokasi yang mempengaruhinya maka ada kecenderungan lokasi industri berada dekat dengan bahan mentah atau berada dekat sumber tenaga atau berada sumber tenaga kerja atau dekat dengan pasar. Pada umumnya industri demikian akan memilih daerah pasar sebagai lokasinya. Hal dalam penentuan lokasi indstri ini sebenarnya sudah di ungkapkan oleh beberapa pakar teori, di antaranya adalah :

* Von Thunen (1826), mengemukakan mengenai hubungan sewa lahan dengan jarak kepasar dengan menggunakan Kurva dengan permintaan. Berdasarkan perbandingan (selisih) antara harga jual dengan biaya produksi, masing-masing jenis memiliki kemampuan produksi yang berbeda untuk membayar sewa lahan. Makin tinggi kemampuannya untuk membayar sewa lahan, makin Kemungkinan besar kegiatan itu berlokasi dekat kepusat pasar.

* Weber (1909), berpendapat bahwa Penentuan lokasi industri harus dipilih ditempat-tempat yang resiko biaya atau ongkosnya paling minimal. Prinsipnya yaitu apabila indeks bahan (IM) lebih besar dari pada satu, maka ditempatkan lokasi industri cenderung mendekati bahan mentah (bahan baku). Dan apabila IM lebih kecil daripada satu, maka lokasi industri cenderung Mendekati ditempatkan dengan pasar.

* Teori Christaller (1933) menjelaskan bagaimana susunan dari besaran kota, jumlah kota, dan distribusinya di dalam satu wilayah. Model Christaller menjelaskan model area perdagangan heksagonal dengan menggunakan jangkauan atau luas pasar dari setiap komoditi yang dinamakan range dan threshold.

* August Losch, yang melihat persoalan dari sisi permintaan (pasar). Losch mengatakan bahwa lokasi penjual sangat berpengaruh terhadap jumlah konsumen. Makin jauh dari tempat penjual, konsumen makin enggan membeli karena biaya transportasi untuk mendatangi tempat penjual semakin mahal. Losch cenderung menyarankan agar lokasi produksi berada di pasar atau di dekat pasar.

* D.M. Smith, memperkenalkan teori lokasi memaksimumkan laba dengan menjelaskan konsep average cost (biaya rata-rata) dan average revenue (penerimaan rata-rata) yang terkait dengan lokasi. Dengan asumsi jumlah produksi adalah sama maka dapat dibuat kurva biaya rata-rata (per unit produksi) yang bervariasi dengan lokasi. Selisih antara average revenue dikurangi average cost adalah tertinggi maka itulah lokasi yang memberikan keuntungan maksimal.

* McGrone (1969) berpendapat bahwa teori lokasi dengan tujuan memaksimumkan keuntungan sulit ditangani dalam keadaan ketidakpastian yang tinggi dan dalam analisis dinamik.

* Menurut Isard (1956), masalah lokasi merupakan penyeimbangan antara biaya dengan pendapatan yang dihadapkan pada suatu situasi ketidakpastian yang berbeda-beda. Isard (1956) menekankan pada faktor-faktor jarak, aksesibilitas, dan keuntungan aglomerasi sebagai hal yang utama dalam pengambilan keputusan lokasi.

* Model gravitasi adalah model yang paling banyak digunakan untuk melihat besarnya daya tarik dari suatu potensi yang berada pada suatu lokasi. Model ini sering digunakan untuk melihat kaitan potensi suatu lokasi dan besarnya wilayah pengaruh dari potensi tersebut.

Dalam menganalisis suatu lokasi industri dapat mencari keuntungan yang sebesar-besarnya dengan modal yang sekecil-kecilnya, dapat menggunakan dua macam pendekatan penting yang dapat digunakan untuk membahas lokasi industri. Pertama, Pendekatan yang mengkaji penyebab daerah industri suatu berada di lokasi tertentu. Artinya, lokasi industri sekala dapat ditinjau menurut skala internasional dan lokal. Kedua, Perspektif menjelaskan penyebab industri perusahaan industri atau individu tertarik pada lokasi-lokasi tertentu. Pendekatan itu melibatkan studi tentang kebutuhan dari industri tertentu yang berbeda dan penyebab terjadinya perbedaan. Kedua Pendekatan tersebut dapat digunakan untuk mengetahui bahwa penempatan pada lokasi industri suatu tertentu mempunyai arti penting perkembangan industri itu sendiri.

Selain itu dengan melakukan pengelompokan (aglomerasi industri) pun sangat terkait dengan transportasi. Ha ini dikarenakan faktor kemudahan dan kelancaran, industri juga akan berusaha memperhitungkan biaya transportasi minimum agar dapat menekan biaya produksi yang harus dikeluarkan. Minimalnya biaya transportasi diperhitungkan dari lokasi bahan mentah, sumber energi ataupun pasar. Aglomerasi industri adalah pemusatan industri di suatu kawasan Tertentu dengan tujuan agar pengelolanya dapat optimal. Aglomerasi industri terbentuk karena adanya hubungan antar industri Fungsional. Secara umum hubungan antar industri ada tiga macam, yaitu hubungan produksi, hubungan pelayanan, dan hubungan pemasaran.

Beberapa Metode Dalam Analisis Pemilihan dan Penetapan Alternatif Lokasi Industri.

a) Metode ranking prosedur, merupakan metode yang bersifat kualitatif atau subjektif dan baik diaplikasikan pada masalah-masalah yang sulit untuk dikuantifikasikan. Langkah-langkah yang harus dianalisis dalam prosedur ini yaitu :

- Mengidentifikasi faktor-faktor yang relevan dan signifikan yang berkaitan dengan proses pemilihan lokasi industri, seperti halnya dengan faktor supply bahan baku, lokasi pemasaran dan sebagainya.

- Pemberian penilaian terhadap faktor-faktor yang telah di identifikasi tersebut untuk masing-masing alternatif lokasi yang akan di evaluasi.

- Menghitung total nilai untuk masing-masing alternatif, sehingga dapat diambilnya suatu keputusan dari alternatif tersebut.

b) Metode analisa pusat gravitasi, yaitu dengan memperhitungkan jarak masing-masing sumber material atau wilayah pemasaran dengan lokasi industri yang akan ditentukan. Asumsinya bahwa biaya produksi dan distribusi untuk lokasi akan sama. Maka dari itu, lokasi yang optimal dari fasilitas produksi akan dipengaruhi oleh lokasi dengan sumber-sumber materialnya yang dibutuhkan untuk masukan (input) dari aktivitas produksi. Selain itu uga di tentukan oleh wilayah pemasaran sebagai tempat output suatu produk yang harus didistribusikan.

c) Meode analisa transportasi program linear, digunakan untuk menentukan pola distribusi yang terbaik dari lokasi industri ke wilayah pemasarannya. Keputusan yang di ambil adalah dengan menentukan lokasi yang dapat memberikan total cost yang terkecil. Metode ini bertujuan untuk meminimumkan total cost untuk alokasi/distribusi dalam penyuplaian produk pada setiap lokasi yang di tuju.

Tidak ada komentar: