Senin, 08 November 2010

DASAR-DASAR TEORI LOKASI

Secara umum, analisis lokasi dalam perencanaan bertujuan untuk dua hal. Pertama berkaitan dengan analisis yang sifatnya deskriptif atau positif, yaitu memahami karaketristik lokasi dari kegiatan-kegiatan dalam skala wilayah dan kota. Kedua lebih bersifat normatif, yakni bagaimana membuat alokasi lokasi dan ruang bagi kegiatan-kegiatan tersebut untuk membuat sebuah komposisi keruangan yang optimal.

A. TEORI LOKASI

Makna dari teori lokasi merupakan ilmu yang mempelajari mengenai tata ruang (spatial order) kegiatan ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber yang potensial, serta hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap keberadaan berbagai macam usaha/kegiatan lain baik ekonomi maupun sosial (Tarigan, 2006:77).

Pembahasan yang penting dalam teori lokasi adalah pengaruh jarak terhadap intensitas orang bepergian dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Analisis ini dapat berkembang dengan mengamati perkembangan suatu lokasi yang memiliki daya tarik terhadap batas wilayah pengaruhnya, sehingga dapat membuat orang masih ingin mendatangi pusat yang memiliki daya tarik tersebut. Hal ini terkait dengan besarnya daya tarik pada pusat dan jarak antara lokasi dengan pusat tersebut. Masalah keterkaitan terhadap teori lokasi merupakan salah satu faktor yang menentukan tingkat daya tarik suatu lokasi yang menarik untuk dikunjungi atau tidak adalah tingkat aksesibilitas.

Tingkat aksesibilitas adalah tingkat kemudahan untuk mencapai suatu lokasi ditinjau dari lokasi lain di sekitarnya (Tarigan, 2006:78). Menurut Tarigan, tingkat aksesibilitas dipengaruhi oleh jarak, kondisi prasarana perhubungan, ketersediaan berbagai sarana penghubung termasuk frekuensinya dan tingkat keamanan serta kenyamanan untuk melalui jalur tersebut.

Menurut Christaller, pusat-pusat pelayanan cenderung tersebar di dalam wilayah menurut pola berbentuk heksagon (segi enam). Keadaan seperti itu akan terlihat dengan jelas di wilayah yang mempunyai dua syarat yaitu; topografi yang seragam sehingga tidak ada bagian wilayah yang mendapat pengaruh dari lereng dan pengaruh alam lain dalam hubungan dengan jalur pengangkutan; dan kehidupan ekonomi yang homogen dan tidak memungkinkan adanya produksi primer, yang menghasilkan padi-padian, kayu atau batu bara.

Teori Christaller (1933) menjelaskan bagaimana susunan dari besaran kota, jumlah kota, dan distribusinya di dalam satu wilayah. Model Christaller ini merupakan suatu sistem geometri, di mana angka 3 yang diterapkan secara arbiter memiliki peran yang sangat berarti dan model ini disebut sistem K = 3. Model Christaller menjelaskan model area perdagangan heksagonal dengan menggunakan jangkauan atau luas pasar dari setiap komoditi yang dinamakan range dan threshold.

B. PENGERTIAN RUANG LINGKUP

Ruang lingkup adalah Batasan. Ruang lingkup juga dapat di artikan sebagai pada bagian variabel-variabel yang diteliti, populasi atau subjek penelitian, dan lokasi penelitian. Penggambaran Ruang lingkup dapat dinilai data-data karakteristik responden yang perlu dilakukan untuk memperoleh gambaran yang komprehensif tentang bagaimana keadaan responden penelitian yang dilakukan maupun diperlukan untuk melihat data hasil pengukuran variabel-variabel yang diteliti. Sebagai contoh ruang lingkup pada populasi dan sampel dapat digunakan jika penelitian yang dilakukan mengambil sampel sebagai subjek penelitian, akan tetapi jika sasaran penelitiannya adalah seluruh anggota populasi, akan lebih cocok digunakan istilah subjek penelitian, terutama dalam penelitian eksperimental.

C. ANALISIS LOKASI DAN POLA RUANG

Analisis keruangan adalah analisis lokasi yang menitikberatkan terhadap tiga unsur jarak (distance), kaitan (interaction) dan gerakan (movement), dengan tujuan untuk mengukur suatu kondisi yang ada dan penyesuaian dengan struktur keruangan, dan menganalisa interaksi antar unit keruangan yaitu hubungan antara ekonomi dan interaksi keruangan, aksesibilitas antara pusat dan perhentian suatu wilayah, dan hambatan interaksi, hal ini didasarkan oleh adanya tempat-tempat (kota) yang menjadi pusat kegiatan bagi tempat-tempat lain, serta adanya hirarki diantara tempat-tempat tersebut.

Pada kenyataannya dalam suatu wilayah ada keterkaitan yang fungsional antara satu pusat dengan wilayah sekelilingnya dan adanya dukungan penduduk untuk keberadaan suatu fungsi tertentu yang membuat barang tersebut mempunyai sifat goods order dan tidak setiap barang/jasa ada di setiap tempat. Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam Central Place Theory yang dikemukakan oleh Walter Christaller dimana perkembangan tempat-tempat sentral tergantung konsumsi barang sentral yang dipengaruhi faktor penduduk, permintaan & penawaran serta harga, juga kondisi wilayah dan transport.

Untuk menganalisis dan memecahkan masalah interaksi keruangan seperti menganalisis penggunaan lahan antara pusat kota dengan perumahan penduduk, perbedaan nilai lahan antara kota besar dengan kota kecil, analisis terhadap perpindahan populasi, corak migrasi, pola perjalanan bisnis dan commercial travel serta pertukaran informasi dan barang, semua itu dapat dianalisis dengan mempergunakan Model Gravitasi, karena daerah dianggap sebagai massa dan hubungan antar daerah dipersamakan dengan hubungan antar massa yang telah dirumuskan.

Ada tiga hal yang fundamental dalam memodifikasi model gravitasi ini yakni; Elemen jarak yang disesuaikan dengan suatu eksponen untuk mengidentifikasi apakah impact dari jarak tersebut proposional atau tidak; Distance decay atau friction of distance, dimana variabel jarak akan tergantung pada arus yang akan diuji. Eksponen dari variabel jarak di presentasikan dalam analisis empiric eksponen secara umum dan di interpretasikan sebagai respon dari interaksi terhadap pemisahan ruang dan ekponen itu diekspektasi dalam konteks sosial; Memasukkan skala parameter atau konstanta (k), untuk membuat formula keseluruhan karakteristik angka proporsional dari fenomena yang dimodelkan menjadi Transisi model gravitasi. Model gravitasi memberi gambaran pola perjalanan di daerah tertentu pada saat tertentu. Oleh karena itu tidak dapat dipastikan bahwa model yang sama dengan parameter yang sama, dapat diterapkan bagi daerah lain atau pada saat lain, misalnya untuk peramalan.

Suatu wilayah tertentu bergantung pada wilayah lain, demikian juga wilayah lain memiliki ketergantungan pada wilayah tertentu. Diantara wilayah-wilayah tersebut, terdapat wilayah-wilayah tertentu yang memiliki kelebihan dibanding yang lain sehingga wilayah tersebut memiliki beberapa fasilitas yang mampu melayani kebutuhan penduduk dalam radius yang lebih luas, sehingga penduduk pada radius tertentu akan mendatangi wilayah tersebut untuk memperoleh kebutuhan yang diperlukan. Morlok (1988) mengemukakan bahwa akibat adanya perbedaan tingkat pemilikan sumberdaya dan keterbatasan kemampuan wilayah dalam mendukung kebutuhan penduduk suatu wilayah menyebabkan terjadinya pertukaran barang, orang dan jasa antar wilayah. Dalam menyelenggarakan kehidupannya, manusia mempergunakan ruang tempat tinggal yang disebut permukiman yang terbentuk dari unsur-unsur working, opportunities, circulation, housing, recreation, and other living facilities (Hadi Sabari Yunus, 1987).

Unsur circulation adalah jaringan transportasi dan komunikasi yang ada dalam permukiman. Sistem transportasi dan komunikasi meliputi sistem internal dan eksternal. Perpindahan manusia dan barang dari satu tempat ke tempat lain selalu melalui jalur-jalur tertentu. Tempat asal dan tempat tujuan dihubungkan satu sama lain dengan suatu jaringan (network) dalam ruang. Jaringan tersebut dapat berupa jaringan jalan, yang merupakan bagian dari sistem transportasi.

Transportasi merupakan hal yang penting dalam suatu sistem, karena tanpa transportasi perhubungan antara satu tempat dengan tempat lain tidak terwujud secara baik (Bintarto, 1982). Hurst (1974) mengemukakan bahwa interaksi antar wilayah tercermin pada keadaan fasilitas transportasi serta aliran orang, barang, maupun jasa. Transportasi merupakan tolok ukur dalam interaksi keruangan antar wilayah dan sangat penting peranannya dalam menunjang proses perkembangan suatu wilayah.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

tolong diringkas dan ditarik kesimpulan untuk faktor-faktor penentu lokasi, untuk perbandingan dengan faktor-faktor yang saya temukan dan kebetulan saya sedang mengerjakan tugas akhir dengan tema penentuan lokasi, terima kasih

mahasiswa Planologi ITS