Senin, 08 November 2010

“URBAN TISSUE”

Kota adalah sebuah produk yang membutuhkan suatu proses didalamnya berupa karakteristik kota sebagai jaringan yang bersifat secara struktural maupun spasial pada semua tingkatan. Pada jaringan tersebut, semua akan mengalami keterkaitan antar yang satunya dengan yang lain, sehingga dalam hal ini semua parameter saling mempengaruhi satu sama lain yang bersifat ekologis dan terjadi secara alamiah. Akan tetapi ada juga kota yang besifat buatan yang tidak secara alamiah, melainkan melalui intervensi dari luar dengan proses ekologinya tidak secara langsung. Sehingga hal seperti inilah yang selalu mengalami perbedaan dari kedua sistem tersebut.

Untuk pembangunan sistem ‘urban tissue’ yang dapat diatur atau dilakukan secara otomatis, dibutuhkan pengetahuan luas. Oleh sebab itu, dibutuhkan sistem perancangan kota yang memperhatikan banyak pengetahuan dari berbagai bidang secara terpadu. Akan tetapi, pada kenyataannya masih sering terjadi para ahli dalam arsitektur kota yang tidak memperhatikan proses-proses dalam pengoptimalisasi berbagai sistem, sebab kurangnya cara berfikir secara terpadu. Usaha yang dilakukan dalam sistem pembangunan kota dapat dilakukan dengan tidak bergantung pada sistem keuangan, melainkan pada inteligensi yang terwujud dalam rasa kebersamaan manusia-manusia yang terlibat dan disertai dengan keinginan yang keras. Suatu perancangan tersebut tidak hanya menarik berdasarkan sudut pandang kawasan saja, tetapi juga memperhatikan subsistem menjadi bagian dari sebuah konsep sistem yang lebih besar, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

Kota yang ditinjau secara fisik juga berisikan struktur atau bangunan yang lain dan bukan bangunan gedung seperti jembatan, gorong-gorong, saluran irgasi dan pengendali banjir, jaringan utilitas umum, gardu-gardu listrik, fasiitas pengolahan limbah, da sebagainya. Struktur-struktur yang bukan berupa bangunan juga memiliki fungsi yang penting bagi sebuah kota, sebagaimana pentingnya bangunan gedung. Jalur-jalur transportasi dan utilitas kota merupakan pembentuk penggunaan lahan di kota. Sejak awal pertumbuhan komunitas kota, memliki berbagai kegiatan usaha dalam memilih lokasi disepanjang jalur-jalur lalu lintas dan di tempat-tempat yang merupakan konsentrasi para pelanggan potensial. Sebagian besar penduduk tidak menyadari betapa rumitnya jaringan utilitas yang berada dibawah permukaan tanah. Jaringan utilitas yang berada dibawa permukaan tanah, menggambarkan adanya investasi besar yang terpendam. Di beberapa negara tempat-tempat perlindungan di bawah tanah di buat untuk melindungi serangan dari udara. Hal ini merupakan unsur penting dalam perencanaan kota yang menyediakan unit-unit tempat tinggal dengan berbagai fasilitas pelayanannya.

Pada karakteristik kota-kota baru ada yang dikenal dengan sebutan ‘bastide’ yang berbentuk seperti pola papan catur. Bastide-bastide ini dilindungi oleh dinding kota yang membentuk empat persegi panjang. Jalan utamanya menghubungkan pintu-pintu gerbang kota dengan pola memusat ke arah pasar atau alun-alun di pusat kota. Blok-blok kota yang berbentuk empat persegi panjang di belah menjadi dua oleh gang yang sempit, terbagi kedalam petak-petak tanah dengan ukuran yang sama. Pada penataan fisik jaringan jalan utama yang dapat ditemui pada kota-kota lama, yaitu kota-kota dari zaman pertengahan yang telah terbangun sangat lama, sangat berbeda dengan bastide-bastide. Penataan jalan ini tidak berbentuk persegi panjang tetapi berpola radial-konsentrik. Alasan dari penataan tersebut adalah karena jalur jalan yang menghubungkan sekeliling daerah tepian kota yang secara alami menyebar dari permukiman.

Berdasarkan dari karakteristik-karakteristik tersebut, maka konsep ‘urban tissue’ ini pun dapat memberikan kerangka kerja secara efektif agar dapat mengidentfikasi masalah suatu jaringan. Sebagai contoh, misalnya masalah jaringan blok pada kawasan perkotaan. Masalah jaringan blok ini telah menjadi masalah yang rumit untuk dipecahkan, karena memiliki ukuran yang sempit pada setiap sudutnya. Maka dalam hal ini konsep kerja dari urban tissue ini dapat memberikan pemecahannya yaitu tidak lagi diberlakukannya pembangunan yang memiliki sisi yang pendek dan kemudian memperpanjang deretan rumah sampai ke jalan. Namun pemecahan tersebut pun digunakan sampai pada tahun 1917, sehingga terlihat perbedaan yang jelas mengenai sisi blok tersebut dari kasus sebelumnya. Perbedaan tersebut adalah bahwa dapat membuka di tiga sisi. Untuk memastikan kelangsungan kota, terutama yang berada pada jalan-jalan utama, lebih ditekankan lagi bahwa titik khusus dari jaringan dapat dilihat dari sudutnya.

Tidak ada komentar: